Monday, January 27, 2014

Hal Menghakimi


            Seringkali dalam hidup kita sebagai manusia baik secara sadar ataupun tidak, kita seringkali menghakimi orang lain atas perbuatan mereka, tetapi kita tidak tahu jika kitapun sama dengan mereka. Kita adalah manusia yang diciptakan oleh Tuhan menurut gambar dan rupa-Nya sendiri, apa yang kita perbuat terhadap orang lain, maka merekapun akan berbuat sama seperti apa yang kita perbuat pada mereka.
            Seperti halnya jika kita sebagai manusia saling membunuh, maka kitapun akan dibunuh oleh orang lain, (KEJADIAN 9:6) “ Siapa yang menumpahkan darah manusia, darahnya akan tertumpah oleh manusia, sebab Allah membuat manusia itu menurut gambar-Nya sendiri.”
            Dalam hidup kita sebagai manusia, kita telah dididik oleh orang tua kita, dari ketika kita kecil hingga dewasa. Ada yang diberi pengetahuan akan Firman Tuhan, dan adapula yang diberi pengetahuan berdasarkan apa yang dialami oleh orang tua kita sendiri, namun tanpa kita sadari atau orang tua kita sadari, ada beberapa pengetahuan yang diajarkan pada kita, ada yang salah.
            Pada dasarnya kita sebagai seorang anak, kita tidak bisa mendikte atau berkomentar akan bagaimana cara mereka mendidik kita, karena mereka lebih dulu dilahirkan dan hidup di dunia ini, terlebih lagi mereka adalah wakil Allah di dalam dunia ini, tentunya kita juga tahu! Bahwa dalam Firman Allah sendiri mengatakan bahwa kita harus menghormati orang tua kita, apalagi kepada seorang ibu yang sudah melahirkan kita.
            Sebagai seorang anak, kita sering bertanya-tanya! “ Bagaimana jika orang tua kita melakukan kesalahan?.. Siapa yang akan mengatakan pada mereka jika mereka berbuat salah, sehingga mereka bisa berubah. “ Pertanyaan ini tidak ada seorang anak manapun yang bisa menjawabnya. Dan jawabanya hanya satu
“Tuhan”.



            Ketika kita membaca Firman Allah yang mengatakan kepada kita seperti ini;
(MATIUS 7:1-2) “ Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi, karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.

            Sekarang kita bandingkan dengan apa yang diajarkan oleh orang tua kita. Ada orang tua yang sangat suka mengukur-ukurkan kekurangan pribadi kita, baik itu sifat ataupun kehidupan kita dengan saudara kita sendiri. Contohnya: Kehidupan saudara kita lebih baik dari kita, atau lebih berkelimpahan daripada kita, baik secara pendidikan ataupun materi. Bagaimana menurut anda?!...

            Atau ada orang tua yang suka menghakimi anaknya satu dengan yang lain, dimana kesalahan yang sudah pernah dilakukan anaknya, dibandingkan dengan anaknya yang lain yang tidak pernah berbuat kesalahan, padahal kita tahu bersama bahwa Tuhan sendiri mengatakan, bahwa manusia di dunia ini tidak ada yang sempurna atau tidak pernah berbuat dosa. Bagaimana menurut anda?!...

            Atau ketika kita membaca Firman Allah yang mengatakan seperti ini;
(MATIUS 7:3-5) “ Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimana engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”

            Bukankah kita pernah banyak kali mendengar tetangga kita berbicara! Baik yang sudah menjadi orang tua maupun yang masih muda, dimana mereka sering mengatakan hal yang tidak baik. Dan yang paling utama adalah seorang yang sudah berkeluarga atau yang sudah menjadi orang tua. Jika kita menyadari bahkan seorang yang mudapun tidak layak untuk berbicara tentang keburukan orang lain, apalagi yang sudah menjadi orang tua. Lalu kenapa banyak perkataan yang keluar dari mulut kita sendiri mengatakan selumbar demi selumbar kehidupan pribadi orang lain. Bagaimana menurut anda?...



            Apakah kita dengan berbagai sifat dan kepribadian kita yang sudah terbina dari ketika kita kecil hingga dewasa, ataupun yang tercipta dari lingkungan kehidupan kita sendiri, harus menyalahkan orang tua kita?... Ataukah kita perlu menyadari dengan sendirinya. Tentunya dengan mengikuti apa yang sudah ada dalam Firman Allah.

            Firman Allah juga menyatakan bahwa :
(MATIUS 5:38-39) “ Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat padamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.”

            Namun sangat disayang masih ada orang yang tidak menghiraukan ayat ini, dimana masih ada sebagian orang atau banyak orang membalaskan perbuatan jahat orang lain terhadap sesamanya, bahkan ada pula saudara atau keluarga kita sendiri.

(MATIUS 5:43-45) “ Kamu telah mendengar Firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan yang tidak benar.”

            Ini adalah merupakan kesaksian saya: Dimana saya sendiri sampai saat ini masih menyimpan akar pahit akan pribadi yang dekat dengan saya. Tapi yang pasti saya yakin dan percaya, seiring berjalanya waktu, walau membutuhkan waktu yang cukup lama, bila kita menyerahkan semua pada Tuhan, Dia pasti akan membantu kita agar setiap akar pahit yang kita miliki terhadap orang lain dapat tercabut, AMIN.

“ Tuhan Yesus Memberkati Saudara Dan Saya, AMIN.”

No comments:

Post a Comment