Kesabaran adalah sebuah perasaan yang tidak didasari dengan adanya
keterpaksaan ataupun pekerjaan yang dilakukan dengan terburu-buru.
Kita tahu bersama, manusia hidup bukan hanya oleh roh dan jiwa, tapi
manusia juga adalah makhluk yang diciptakan Tuhan dengan sifat kedagingan,
sehingga tidak ada satu orangpun di dunia ini yang tidak pernah berbuat dosa (
Roma 3:23, Pengkhotbah 7:20 ).
Seringkali sifat kedagingan
yang dimiliki oleh manusia mempunyai sifat yang tidak dipenuhi akan kesabaran,
melainkan semuanya dilakukan selalu terburu-buru, padahal Tuhan sendiri
mengatakan bahwa kesabaran adalah buah dari iman, dan buah dari kesabaran
adalah ketenangan dan kebahagiaan.
Dalam hal ini banyak orang
ataupun hamba Tuhan selalu berbicara ataupun membawakanya pada saat ibadah,
namun sangat disayangkan adapula hamba Tuhan yang terjerat akan perkataanya
sendiri, sehingga membuat banyak orang berpikir “ Bahkan hamba Tuhan saja tidak
mampu melakukan kesabaran ini, lalu bagaimana dengan kita yang bukan hamba
Tuhan?! “.
Kekecewaan seorang manusia
dapat membawa pada keterpurukan, sehingga membuat segala sesuatu yang dilakukan
tanpa berpikir panjang, dan selalu dilakukan dengan terburu-buru.
Manusia sering mengambil
keputusan berdasarkan realita ataupun apa yang dialaminya, sehingga membuat
manusia itu menjadi semakin tahu mana yang baik dan yang tidak, atau bisa
dikatakan dengan seorang yang sudah berpengalaman. Namun pada kenyataanya
walaupun pengalaman yang dimilikinya banyak, seringkali manusia juga bisa salah
dalam hidup.

“ Pekerjaan dan Kebutuhan Jasmani dan Rohani “, diantaranya harapan dan
pikiran. Sebagai manusia kita bisa saja kecewa akan dua hal ini, dan tanpa kita
sadari, baik kita sudah berpengalaman ataupun tidak , kita selalu mengambil
langkah tanpa berpikir panjang, dan selalu terburu-buru.
Untuk meraih kesuksesan
baik dalam pekerjaan ataupun hidup, kita membutuhkan ketenangan, diantaranya
adalah hati dan pikiran. Karena kalau kita tidak mempunyai ketenangan, bisa saja
kita salah dalam hidup, dan hidup kita selalu diselimuti akan perasaan
menyesal, dan tidak menghargai hidup, ataupun menyalahkan Tuhan atas keputusan
yang kita ambil sendiri.
Tuhan sudah memberikan
pilihan hidup untuk kita, “ Hidup dengan-Nya atau tidak sama sekali “, seringkali
semua hal ini membuat kita bingung dan selalu mencari jawaban, dimana jawaban
yang kita cari tidak pernah kita temukan, padahal jawaban yang sebenarnya ada
dalam diri kita sendiri, apakah kita mau hidup terus-menerus dengan penyesalan,
ataukah kita menikmati hidup yang sudah kita pilih sendiri?! Tentunya tidak
lain selain selalu berserah pada Tuhan, agar dalam hidup kita, kita tidak salah
dalam melangkah, karena dalam Dia selalu ada jawaban, dan jawabanya adalah “ YA
dan AMIN “.
No comments:
Post a Comment